Jika pemberantasan buta huruf saja ada, mustahil pemberantasan buta hakiki tidak ada.
Firman Allah Swt.
"Allahulladzi khalaqas samaawaati wal ardha wama baina huma."
Allah menciptakan tujuh lapis langit dan bumi lengkap dengan kedua isinya.
Segala
sesuatu, baik yang ada di langit maupun di bumi, semuanya itu dikatakan
alam. Selain dari Allah, dinamai alam. Bumi dan langit diciptakan,
dunia dan akhirat pun diciptakan. Semua yang diciptakan Allah itu
diletakkan atau ditempatkan di mana? atau di dalam tubuh apa?
contoh:
Allah
ciptakan seluruh ikan hidup di laut; ditempatkan Allah di dalam air.
Setiap manusia tahu ikan hidup dalam air, tetapi sedikit sekali yang
memikirkan bahwa air itulah tubuh ikan.
Begitu
juga keadaannya sekalian alam dan apa saja yang diciptakan Allah.
Sedikit sekali yang memikirkan di tubuh apa sekalian alam itu
ditempatkan.
Firman Allah:Wallahu bikulli syai'in muhiith."
"Allah meliputi sekalian alam"
Bukan alam meliputi Allah, tetapi Allah meliputi sekalian alam. Tentulah kita bertanya," Apa Allah itu?"
Allah itu tubuhnya alam semesta. Tubuh alam itu wajib Mahasuci. Artinya, bersih sebersih-bersihnya.
Sebelum
ada alam, tentulah keadaannya penuh kosong atau kosong
sekosong-kosongnya. Perlu kita kenal yang dikatakan kosong
sekosong-kosongnya itu. Kalau tidak kenal/paham dengan yang dikatakan
"kosong" itu akan sakit pikiran.
Tubuh
kosong ini Allah ciptakan. Diciptakan Allah terdahulu sebelum
diciptakannya segala sesuatu. Kosong itu adalah tubuh mahasuci. Tubuh
mahasuci itulah yang dikatakan sebagai zat. Jadi, zat adalah sifat
Tuhan. Bukan Tuhan. Yang disebut Tuhan atau Diri Pribadi Tuhan yang
sebenarnya adalah Zatnya zat (Rabbul Izzati; Tuhan sekalian zat). Itulah
Tuhan.
Kalau
zat saja sudah bersifat Laysaka mitslihi syaiun; tidak ada seumpamanya;
tidak sama dengan sesuatu, maka Tuhan bersifat terlebih Laysa; tidak
bisa ditafsirkan.
Pemahaman hakiki inilah yang perlu kita pahami. baru kita bisa "sampai" kepada Tuhan.
Sebab,
- Jika pengetahuan seseorang sampai ke Tuhan, sampailah ia kepada Tuhan;
- Jika pengetahuan seseorang hanya sampai ke zat, maka ia hanya sampai kepada zat saja;
- Jika pengetahuan seseorang hanya sampai ke nur dan cahaya-cahaya saja, maka ia hanya sampai kepada nur dan cahaya-cahaya saja;
Hadis Qudsi:
Awwalu wa khalaqallahu nuuri nabiyyika, ya Jabir. Fa khalaqa min hul asya' wa anta tilkal asya'.
Yang mula-mula sekali diciptakan Allah adalah cahaya nabimu (cahaya Ilahi)
Diciptakan dari cahaya (Ilahi) itu Nur Muhammad. Mengenai Nur Muhammad ini Allah Berfirman
Lawlaka lamaa khalaqtu 'aflaka
"Jika bukan karena engkau ya Muhammad (Nur Muhammad), niscaya tidak Aku ciptakan seluruh alam."Termasuklah diri kita ini.
Jadi jelaslah, kejadian Nur Muhammad itu dari Cahaya Allah. Dari Nur Muhammad terciptalah sekalian alam. Cahaya Tuhan itulah yang bernama Allah.
Matahari tetap matahari; cahaya tetap cahaya. Cahaya itu bernama matahari; bukan matahari bernama matahari.
Tuhan tetap Tuhan; Allah tetap Allah; Allah itu nama bagi zat (ismu zat).
Tuhan tidak bernama. Yang tidak bernama itulah yang menciptakan segala-galanya.
Cahaya Allah itu zat mutlak (zat yang tidak bersifat). Sebelum ada sifat, tentu hanya zat yang ada. Sebelum ada zat, tentulah hanya penuh-kosong (kosong sekosong-kosongnya; tidak ada sesuatu).
Tuhan itu tertinggi dari segala yang tinggi. Tuhan itu terlabih Mahasuci dari segala yang mahasuci. Itulah sebabnya Tuhan disebut Qadim yang terlebih azali.
(Uraian pengajian hakiki oleh Syaikh Siradj)
Allahu'alam.
mari bersama kita belajar utk memahaminya
BalasHapus